Dalam laporan yang dimuat Journal of Sexual Medicine, dokter yang menangani kasus itu mengatakan bahwa pria ini selama tiga bulan mengalami ereksi, ditambah dengan sedikit pendarahan. Akibatnya, inisial nama sang kekasih jadi tak beraturan lagi.
Tak tahan dengan kondisinya, pria asal Iran itu lalu memeriksakan diri ke dokter dan didiagnosis nonischemic priapism atau ereksi penis permanen yang tidak diharapkan.
Menurut Javaad Zargooshi, dokter spesialis urologi di Kermanshah University of Medical Sciences Iran, kemungkinan besar jarum tato yang dipakai masuk terlalu dalam ke pembuluh darah penis. Akibatnya, aliran darah ke organ intim menjadi sangat deras dan terjadi genangan darah di bawah permukaan kulit yang ditato.
Oleh dokter, pria itu disarankan untuk melakukan operasi perbaikan emboli. Ia pun bersedia melakukan prosedur penuh risiko untuk mengeringkan darah dari penisnya. Sayangnya, prosedur menghilangkan genangan darah itu gagal sehingga ereksi pria tersebut menetap.
Meski demikian, si pria bertato itu dilaporkan tidak menyesali kondisinya. Ia juga tak menyesal membuat tato dan tidak bermasalah hidup dengan kondisi penis mengeras terus-menerus.
No comments:
Post a Comment