Pacaran merupakan saat-saat terindah, karena di sinilah sifat-sifat
romantis tercipta. Ketika memasuki gerbang pernikahan, perlahan-lahan
romantisme dan berbagai perbuatan manis ini akan berkurang atau justru
menghilang. Hal ini antara lain disebabkan para suami yang merasa bahwa
Anda sudah jadi miliknya, sehingga tidak perlu diperjuangkan kembali.
Kesalahan
pandangan inilah yang bisa membunuh romantisme, dan tak jarang
menyebabkan sering terjadinya pertengkaran atau bahkan perceraian.
Padahal sebenarnya menurut konsultan pernikahan Indra Noveldy,
keromantisan dalam rumah tangga sangat diperlukan untuk mempererat dan
mengharmoniskan hubungan rumah tangga.
"Ketika memutuskan untuk
menikah, maka kita harus berkomitmen untuk hidup bersamanya selama sisa
hidup kita. Tak jarang ada rasa bosan, maka beragam kejutan yang
romantis bisa digunakan untuk menghidupkan rasa cinta kembali seperti
ketika pacaran," jelas Indra dalam acara yang diadakan Molto di City
Plaza, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Indra,
ketika menikah banyak pasangan yang tidak menjadikan pasangan hidupnya
seperti kekasih yang harus dijaga setiap saat agar tidak berpaling.
"Seorang pasangan yang harmonis haruslah memiliki pasangan yang
diperlakukan dengan kriteria PISIK," bebernya.
PISIK merupakan
kepanjangan dari partner, istri, sahabat, ibu, dan kekasih. Hal ini
tentu tak terbayangkan oleh kebanyakan pasangan menikah yang hanya
memperlakukan pasangan sebagai istri dan ibu dari anak-anak saja.
Kesalahan ini tidak hanya dilakukan pria terhadap istrinya, tapi juga
perempuan terhadap suaminya.
1. Partner. Dalam
kehidupan, setiap orang akan mengalami jatuh bangun. Sudah selayaknya
ketika menikah, pasangan menjadi partner yang siap membantu untuk
menghadapi setiap masalah yang dialami. Setiap hari Anda selalu bersama
dengannya di rumah, maka pastikan bahwa pasangan adalah partner yang
terbaik untuk menjalani hidup dan mengatasi masalah bersama-sama, baik
masalah keluarga, pribadi, maupun pekerjaan. Ketika menjalani kehidupan
rumah tangga sebagai partner, hal ini menjadi suatu bentuk romantisme
tersendiri.
2. Istri/suami. Saat menikah, status
seseorang pasti akan berubah dari kekasih menjadi istri atau suami.
Sudah sepantasnya jika pasangan diperlakukan seperti "jabatannya", yaitu
sebagai istri ataupun suami dalam kehidupan rumah tangga. Dengan adanya
rasa menghargai dan menghormati sesuai "jabatannya", masalah rumah
tangga bisa diminimalisasi.
3. Sahabat. Setiap
orang pasti memiliki sahabat tempat mencurahkan semua perasaan, cerita
kehidupan, sampai problem yang dihadapi. "Dengan adanya sahabat, setiap
masalah pasti akan terasa lebih cepat selesai, dan perasaan menjadi
lebih lega," tambahnya. Dengan memperlakukan pasangan sebagai sahabat
terbaik, tidak ada lagi hal yang ditutupi dari pasangan, sehingga
komunikasi akan terjaga baik.
4. Ibu/Ayah. Salah
satu kriteria pasangan hidup yang dicari adalah, pasangan yang lebih
dewasa dan mampu mengayomi Anda untuk menjadi orang yang lebih baik. Tak
salah jika kita mencari figur ibu atau ayah dalam diri pasangan, dan
memperlakukannya seperti itu terutama ketika sudah memiliki anak.
5. Kekasih.
Sebagian besar pasangan melupakan status istri atau suami sebagai
kekasih. Padahal, meski sudah berstatus sebagai istri atau suami
sebaiknya kita tidak menghilangkan perasaan terhadap pasangan sebagai
kekasih. Dengan menjadikan pasangan sebagai kekasih, Anda pasti akan
berjuang sekuat tenaga untuk membahagaiakan pasangan, dan menekan
pertengkaran dengan hal-hal romantis yang dilakukan.
"Perlakukan
pasangan sebagai kekasih seumur hidup yang harus selalu dipupuk cintanya
agar semakin tumbuh. Karena cinta sebenarnya juga butuh diisi ulang,
caranya dengan memperlakukannya seperti kekasih dan melakukan hal
romantis," pungkas Indra.
Sunday, December 16, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Enter your email address
Penghasilan Saya Rp 28 Juta/bulan, Modal 105.000, Gabung Sekarang juga!
Mau Sukses Bisnis Online di Internet? Harus tau caranya. Segera gabung disini...
No comments:
Post a Comment